Ambulans

Momen di jalan, sering saya manfaatkan untuk ngobrol dengan anak - anak. Tadi malam saya hanya berdua dengan anak kedua saya, naik motor menuju warung ayam goreng favoritnya di daerah Colombo. Berbincang apa saja, tebak - tebakan, nyebutin benda apa saja yang terlihat di jalan, hingga tiba - tiba suara sirine ambulans kencang melintas dari arah berlawanan.

Otomatis saya memperlambat laju motor dan sedikit menepi memberi jalan. Setelah agak tenang, kembali kami ngobrol, membahas ambulans yang barusan melintas. Kenapa ngebut, kenapa pakai sirine, kenapa kendaraan lain memberi jalan..

"ooh kayak ibuk dulu pas mau berangkat kerja. Buru - buru. Aku mau ikut, baru ambil helm, ambil jaket, ibuk udah nggak ada. Padahal nggak baik buru - buru itu ibuk, kalau ada batu, trus ibuk kesandung gimana? Kalau motornya nabrak gimana?"

Whaattt..?? Beneran dia menganalogikan ambulans yang buru - buru dengan momen dulu ketika ibuknya berangkat ngantor? Padahal peristiwa tersebut udah lama banget, 4 tahun lalu, waktu dia masih 2 tahun. Ternyata masih tersimpan rapi dan muncul kembali. Masa - masa ketika ada saatnya lebih memilih "nilapke", pergi diam - diam, daripada pamit terang - terangan, karena nggak tahan melihatnya menangis.

Entah sudah berapa kali dia bilang bahwa seharusnya ibuk di rumah. Tak terhitung. Di berbagai kesempatan selalu membicarakan hal yang sama. Agak ganjil di usianya yang baru mau menginjak 3 tahun waktu itu. Bagaimana dia bisa fasih menjelaskan ibuk bisa do something sembari di rumah bersamanya, tanpa harus ngantor di luar.

Duuuh Leeee..maaf yaaa

Speechless. Hanya bisa memeluknya sepanjang jalan. Moms is here nak, sesuai keinginanmu yang selalu mendukung ibuk untuk berkarya dari rumah sambil nemenin kamu dan kakak .

Love

#SemestaBiru









Komentar

Postingan Populer