Gute Reise..Pak Habibie

B.J. Habibie

Sengaja menulis ini tanpa banyak mencari data tentang beliau. Menikmati momen mengenang beliau sebagai profesor pintar, pembuat "montor mabur", pesawat terbang. Hal pertama yang saya ketahui tentang beliau.

Iya, itu adalah hal pertama yang saya tahu tentang beliau, dan menjadi brand image beliau di mata saya. Dimulai waktu di sekolah dasar, guru saya menyebutkannya dalam mata pelajaran PMP, Pendidikan Moral Pancasila, sebagai contoh  nasionalis yang bersekolah dan lama tinggal di Jerman, tapi masih ingat pulang dan berbakti kepada tanah air.

Kakak saya, yang bersekolah di ITB, waktu pulang liburan, bercerita bahwa pernah berkunjung ke IPTN, Industri Pesawat Terbang Nusantara, tempat beliau membuat pesawat. Saya langsung merasa kakak saya sepintar beliau ( but yes he is, memang kakak saya pintar hehehe ). Saya juga merasa lebih tahu tentang beliau, selangkah dibandingkan teman - teman saya. Membanggakan kakak saya yang pernah ke tempat Pak Habibie membuat pesawat. Ah dasar anak - anak 😅

Ehh pas kuliah, ternyata saya juga ada agenda kunjungan ke IPTN yang setelah restrukturisasi, berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. Sayang nggak ketemu beliau. Tentu saja, karena tema kunjungannya bukan tentang tekhnologi. Tapi sempat berfoto dengan pesawat hasil karya beliau. Masih pakai kamera manual, yang harus dicuci cetak, dan sekarang fotonya di mabes, markas besar, alias rumah ibu saya. Next saya upload kesini deh.

Makin kesini, nambah lagi pengetahuan tentang beliau, yang selain pintar ternyata juga sosok yang sayang istri, pun demikian Ibu Ainun terhadap beliau ( tapi bukankah memang seharusnya demikian ya? kenapa jadi spesial? apakah sekarang kecenderungannya tidak demikian? ataukah karena beliau Pak Habibie dan Ibu Ainun? ah ntar aja kita bahas ).

Sisi romantis beliau tergambar dalam film Ainun dan Habibie. Sayang saya belum nonton. karena kurang sreg dengan pemerannya. Cuma baca resume dan berita - berita yang beredar. Tapi saya percaya, beliau adalah sosok yang demikian, ada maupun tidak ada film tersebut.

Ibu saya pernah bilang, suami yang bener - bener sayang dengan istri, tidak akan bisa bertahan lama di dunia jika istrinya duluan wafat. Mungkin ada, tapi jarang. Kebalikannya, jika suami yang duluan meninggal, istri biasanya masih sanggup bertahan. Benarkah demikian? Mungkin relatif dan tidak bisa digeneralisir. Tapi ibu saya demikian, alhamdulillah masih bertahan dan sehat, sejak kepergian bapak saya 24 tahun lalu. Semoga selalu demikian

Eniwei, selamat jalan profesor, terbanglah tinggi, lebih tinggi dari pesawat hebat yang selama ini engkau ciptakan. Temuilah cinta tertinggimu, Sang Maha Tinggi dan cinta hatimu yang telah duluan "terbang".

Matur nuwun atas memori dan teladan yang engkau tinggalkan

So long mr..sugeng tindak, gute reise..
Bapak tekhnologi, bapak kebebasan pers, bapak demokrasi, bapak para suami
innalillahi wa innailaihi rojiun..


Turut berduka, dari Jogja

Dee_Day

Komentar

Postingan Populer