Menenangkan Rindu

Lagi - lagi puisinya M. Aan Mansyur, penyair dari Bone yang dipercaya oleh Mira Lesmana mengisi scene puisi pada AADC 2. Kalau Anda menikmati betapa puitisnya Rangga di film itu, yups, beliau yang nulis puisinya.

Jika beberapa waktu lalu di sini saya iseng mengutip kalimat dari beberapa puisi karya beliau, maka kali ini saya post utuh puisi beliau Menenangkan Rindu, dari bukunya Melihat Api Bekerja

Kenapa pilih Menenangkan Rindu? Karena ada rindu yang rentan dan tak mudah dikira. Bersarang nyaman di hati terdalam. Bagai perempuan yang sedang dalam pelukan.



Menenangkan Rindu
M. Aan Mansyur

Bumi tidak butuh banyak bulan.
Bulan sendiri, pandai, dan kekanak-kanakan.
Dia bisa jadi pisang ambon, mangkuk pecah ibumu, atau martabak utuh jika kau lapar.
Dia akan menertawai kerakusanmu atau menjadi penuh ketika kau kosong.
Biarkan bintang padam sebagian dan langit tetaplah satu-satunya yang tidak mudah kautebak.
Langit yang lapang dan dalam akan berterima kasih kepada tubuhnya karena kau punya mata dan benak.
Juga ungu tato yang kau sembunyikan di balik malumu yang pura-pura.

*
Langit tampak cantik karena mobil yang kautumpangi bergerak cepat.
Jendela mobil mogok bukan pasangan yang cocok buat kaki langit.
Langit pekerja keras. 

Dia membutuhkan satu hari yang cerah dan kekosonganmu yang gerah untuk membuat matahari sore seperti lukisan atau kota kebakaran.
   
Warna yang sama bisa tampak sunyi dan riang sekaligus.
Langit paham hal-hal semacam itu.
Kata-katamu bicara terlalu banyak tapi tidak pernah cukup.
Langit selalu cukup dengan cuaca dan pertanyaan-pertanyaan.

*
Jangan percaya pada kartupos dan kamera seorang petualang.
Menyelamlah ke ingatannya dan temukan senja selalu basah di sana.
Kau hanya boleh jatuh cinta kepada ingatan yang menyerupai langit: rentan dan tidak mudah dikira.

Dia meninggalkanmu agar bisa selau mengingatmu.
Dia akan pulang untuk membuktikan mana yang lebih kuat, langit atau matamu.










Komentar

Postingan Populer