Puasanya Si Ra Ndue Udel

Saya tidak pernah memaksa anak - anak saya untuk berpuasa di Bulan Ramadhan. Pun ibadah lainnya seperti sholat. Saya inginnya semua berawal dari kesadaran dan keikhlasan untuk menjalankannya. Bagaimana membangun kesadaran, itulah tugas orang tua.

Jika anak pertama sudah mudeng puasa sejak TK kecil, lain halnya dengan adiknya yang saat ini sudah berada di semester akhir TK besar. Sebelum masuk Ramadhan tahun ini, beberapa kali pembicaraan tentang puasa tidak menarik minatnya. "Belum bisa puasa, nanti haus," ucapnya. Emang anak ini pecicilan poll...nggak bisa diem. Ra ndue udel kalau kata orang Jawa hehehe..alias nggak ada capeknya. Jadi sering banget kehausan. Untuk makan bukan masalah bagi dia, bahkan harus dipaksa - paksa. Bertolak belakang dengan kakaknya. Jadi inget dulu pas kakaknya masih balita, saya di kantor ribut nanya - nanya obat pengurang nafsu makan untuk anak2, sementara mayoritas temen saya yang punya anak kecil juga, sibuk mencari obat penambah nafsu makan buat anaknya 😅


But, whatta surprise ketika pas hari pertama puasa, dia langsung ikut menyesuaikan diri. Meski masih makan di waktu dhuhur dan lanjut puasa sampai maghrib tapi bagi saya itu adalah kemajuan yang luar biasa. Dan pas ramadhan hari ke 21, dia udah bisa full puasa seharian dan ikut sahur di waktu sahur. Alhamdulillah

Di luar hal tersebut, satu hal yang menjadi note bagi saya adalah komitmen dan kejujurannya. Tak ada keluhan sama sekali, tak ada momen curang mencuri - curi kesempatan untuk minum atau makan. Jika memang haus tak tertahan ( karena meski puasa, pecicilannya tetep nggak ilang ), dia akan bilang ke saya, dengan muka memelas namun bingung karena tahu hal tersebut membuat puasanya batal. Dilema, hehhee..

Awal puasa, banyak sekali pertanyaannya tentang hal yang membatalkan puasa, yang bikin saya ketawa..hehehe
"Ibuk, nelen ludah, bikin puasanya batal nggak?"
"Ibuk, kalau sikat gigi, batal nggak?"
"Ibuk, kalau kentut, puasanya batal nggak?"
"Ibuk, kalau nelen dahak, batal nggak?"
"Ibuk, beneran kalau nangis puasanya batal?" ( ketika dia nangis dan saya bilang puasanya batal kalau nangis 😅 )
"Ibuk, tadi nggak sengaja pesawatnya masuk ke mulutku, batal nggak..?"

Satu hal lagi, setelah beberapa hari puasa, dia sudah hapal doa berbuka puasa. Memang enak sekali ngajarin anak kecil ya. Beda banget sama ibuknya, yang mau nambah hapalan surah aja susah banget xixixix

Anyway, anak ini juga yang mengingatkan saya untuk berbagi di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, meskipun kami juga bukan dalam situasi berlebih. Namun setidaknya stok kepedulian kami insya allah masih selalu ready

Ah le, kamu selalu "mengejutkan" ibuk . Yuk kita lanjut nyendoki kolak untuk berbagi takjil nanti sore 😊










Komentar

Postingan Populer