Pesona Dieng



Dieng..
Siapa sih yang nggak tau destinasi wisata yang satu ini
What? belum pernah kesana?
Baiklah..maaf kalau nyepoiler yaa

Bagi saya, destinasi wisata di area pegunungan, selalu menarik. Udara dingin, segar hijau dedaunan, bau rumput basah, suara hewan liar di pepohonan selalu membuat saya ketagihan. Thats why, waktu kuliah, waktu camping dan hikingke gunung paling banyak kalau dikonversi dalam sks. Tiap Sabtu sore bisa dipastikan lagi nangkring di gunung, minimal nongkrong di Bebeng/ Kali Adem..hahaha..gimana mau dapat pacar yaaa

Termasuk Dieng. Meski sudah 2 kali kesana, hari Kamis malam kemaren, usai maghrib, saya "maksain" pak suami buat nganterin kesana, mumpung beliau longgar

Perjalanan Berangkat
Please cek dulu kendaraannya ya gaess..karena kondisi jalan yang lumayan naik turun. Kemaren saya ngerasa aneh dengan kaki kaki mobil, so, langsung nelp ke bengkel kenalan buat ngecek. Sebenernya si mas bengkel udah tutup, tapi alhamdulillah berbaik hati buat datang dan bukain lagi bengkelnya.
Kelar urusan mobil, lanjut pasang maps buat cari jalan paling cepat. Pengalaman pertama kesana, dilewatin membelah gunung sama si maps, di tengah malam buta. So kali ini, ketika sampai pertigaan dari Temanggung untuk ambil kanan ke Banjarnegara, kami mengabaikan dan memilih untuk lurus menuju Wonosobo.
Jika di perjalanan pertama kami langsung touch down di homestay rumah penduduk yang banyak banget di area wisata Dieng, maka kali ini saya mengusulkan untuk nginep dulu di Wonosobo, seperti halnya perjalanan dinas kantor saya beberapa tahun lalu. Sehingga setelah istirahat dan udah fresh, bisa lanjut sebelum shubuh jalan lagi mengejar golden sunrise di Dieng. Selain itu, bagi yang kurang bisa beradaptasi dengan dingin dan bau khas belerang, akan sedikit kesulitan ketika menghabiskan malam di sekitar Dieng.
Tapi apa daya, kami semua keenakan tidur dan baru bangun jam 06.00..hiks
Oiya, kami mulai jalan dari Jogja sekitar jam 19.30, tapi mungkin karena bukan hari libur dan weekend, maka perjalanan cukup lancar. Jogja - Magelang - Temanggung - Wonosobo hanya sekitar 3 jam saja. Gini deh enaknya non 8-17 people, bisa anytime kalau mau pergi - pergi..hehehe

Di Dieng
Sebagai destinasi wisata pegunungan, menurut saya Dieng punya paket yang lengkap. Ada landscape alam yang sangat indah, udara dingin, telaga warna yang teduh, kompleks candi yang eksotis dan kawah yang memukau. All dalam satu komplek sehingga mudah dijangkau dan tidak menghabiskan waktu. Oiya, masih ada lagi theatre dan wahana flying fox yang katanya terpanjang se Jawa Tengah, serta sepeda di ketinggian. Sayang waktu kesana pas operatornya sedang istirahat, sehingga nggak sempat nyobain. Btw justru anak saya yang kecil, si 5 tahun, yang semangat banget mau naik sepeda. Padahal emaknya udah pucat kalau disuruh nemenin, xixixix
Paling suka ketika berada di Telaga Warna, duduk di pinggir airnya yang melimpah, menyusuri bukit di sekelilingnya, explore aneka goa yang ada di sekitarnya..mmh sukaaaa
Oiya, masing -masing destinasi di Dieng, ada loket wisatanya ya, dengan harga tiket antara 10.000 - 15.000 per orang

Saran aja, ke Dieng nggak lengkap kalau nggak menikmati Golden Sunrise di Sikunir. Sunrise dari Desa Sembungan, desa tertinggi di Jawa, dengan ketinggian 2306mdpl ini sangat indah. Saya berkesempatan menyaksikannya pada 2016 lalu. Butuh waktu sekitar 1jam untuk tracking dari pos pendakian di Telaga Cebong, di kaki Bukit Sikunir. Waktu paling pas untuk menikmati keindahan sunrise di sini adalah pada musim kemarau, antara bulan Juli hingga Oktober. Pastikan untuk membekali diri dengan jaket penghangat yang cukup karena suhu menjadi lebih dingin pada musim ini. Selain the golden sunrise, pengunjung juga akan mendapatkan bonus landscape yang sangat indah dari deretan gunung - gunung di Jawa Tengah seperti Sindoro, Sumbing, Ungaran, Merapi dan Merbabu







Makan apa ya di Dieng?
Puas jalan, perut laper, apalagi kalau nggak nyari makan? Kemaren momen laper kami adalah waktu di Kawah Sikidang. Di sini banyak penduduk lokal yang berjualan souvenir dan hasil bumi serta hasil alam khas Dieng, seperti kentang besar, kentang kecil, buah carica, carica dalam sirup, pohon purwaceng, belerang...dan kentang goreng!
Yess..jadilah kami nongkrong di salah satu warung, menikmati kopi, teh, mie rebus, jamur krispi goreng, tempe goreng, dan kentang goreng dengan aneka bubuk rasa. Tapi karena kurang suka dengan additional rasa bubuknya, saya memilih kentang goreng original, dicocol ke saus pedas..yummyyy
Oh iya, di pelataran parkir Kawah Sikidang ini, banyak banget mamang yang berjualan siomay dan batagor. Jadi jangan khawatir kelaparan deh, ada banyak pengganjal perut





Perjalanan Pulang
Puas mengoprek Dieng, kami meluncur lagi ke Wonosobo, apalagi kalau nggak nyari mie ongklok yang ngetop itu. Sasaran kami adalah mie ongklok Longkrang, rekomendasi dari mbah gugel. Well..ini mie pasangan sejatinya adalah sate sapi. Berhubung saya ngg suka daging sapi, jadinya ditemani dengan tempe goreng dan krupuk..maknyus juga kok. Suka dengan kuah kentalnya yang tasty itu, dan cocok dimaem dengan paduan udara dingin Wonosobo. Ini foto satenya cuman minjem aja dari porsi pak suami :)


Urusan makan dan jalan - jalan kelar, saatnya pak suami bekerja mengendalikan si veloz, mencari jalan terdekat menuju rumah tercinta. Dan kali ini, surprise, maps menuntun kami melalui jalan alternatif yang langsung tembus Magelang dan Muntilan. Lewat jalan kecil yang kalau berpapasan mobil harus saling fokus mengendalikan diri..eh mengendalikan mobil. Tapi worth it laah..karena nggak sampai 3 jam udah duduk manis di rumah.

Okay, nice to see u Dieng, tks untuk semua sajiannya..saya pikir harus meluangkan waktu kembali mengunjungi destinasi ini di 2, 3 dan 4 Agustus mendatang, attending Dieng Culture Festival ke 10. Ngileeeer dengan agenda acaranya..ada festival lampion, festival jazz kemul sarung dll..yang pastinya memang akan berkemul sarung karena pas banget di puncak kemarau. But, siapa takuuuttt..





Komentar

Postingan Populer