CINTA TANPA SYARAT

Saya menyebut kejadian hari ini adalah cinta tanpa syarat, unconditional love. Bagaimana tidak, sampai malam ini rasanya hati ini masih diliputi haru, setelah kejadian tadi pagi di sekolah si bungsu. Pekan ini di sekolahnya sedang berlangsung berbagai lomba pasca pembelajaran selama satu semester. Bukan perkara mudah untuk mengajak anak anak usia 5 tahunan, mengikuti berbagai kompetisi personal dengan audiens yang melibatkan pihak luar sekolah..yuppss..selain ditonton oleh temen-temen dan guru yang biasa mereka temui, lomba juga disaksikan oleh ayah bunda dan ayah bunda dari teman-temannya di sekolah. Saya rasa butuh keberanian dan kepercayaan diri.

Then hari ini i missed it, setelah deep conversation panjang lebar tentang persiapan dan apa saja yang akan kami berdua lakukan ketika dia on stage...ternyata saya telat pas datang ke sekolahnya! Gilirannya baru saja usai. Sementara di hari sebelumnya, sayapun absen tidak bisa support ketika dia lomba menyanyi karena ada hal yang urgent saya lakukan di kantor. Well, son, please pardon me dear..

Melihat wajah kecil polosnya yang gembira melihat kehadiran saya ( meskipun telat ), pelukan hangatnya, celoteh riangnya tentang lomba yang diikutinya hari ini, rasanya menohok sampai ke ulu hati..duh Le, matur nuwun untuk cintamu yang tanpa syarat, maafin ibuk ya Le..

Di satu sudut arena lomba, saya melihat salah satu bunda yang saya tahu terikat kerja full time di kantor, terlihat bisa hadir dan mendokumentasikan "amazingnya" yang sedang perform..duh gusti, rasanya tambah "jleb" karena saya yang sudah retire dari rutinitas kantor ternyata tidak bisa memenuhi janji saya ke si kecil

Selama setahun belakangan ini, setelah memutuskan pensiun dini dari kantor tempat mengaktualisasi diri selama 15 tahun, rasanya banyak sekali hal baru yang saya dapati ketika full mengikuti aktivitas si nomor dua ini ( yang saya lewatkan dalam tumbuh kembang si kakak). Tentang semangatnya, energinya, penerimaannya, keikhlasannya, optimismenya dan banyak hal lainnya.

Dan hari ini saya dapatkan lagi pembelajaran tentang kebesaran hati, jiwa besar penuh maaf dan cinta yang tanpa batas. Maafkan ibuk yang seringkali marah karena hal sepele, karena makanan yang bececeran, mainan yang berantakan, kaki kecil yang belepotan tanah, meja yang lecet tertabrak sepeda..padahal itu nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan janji yang tidak ditepati dan komiten yang dilanggar

Well son, thanks for today, tetaplah menjadi pemaaf, berjiwa besar, pemberani dan percaya diri ya nak, karena pastinya ibuk tidak akan selamanya ada di sisi kamu :)

Love you







Komentar

Postingan Populer