Marketing Communication? Love it!


Awal mula "terjebak" di dunia marketing communication ( marcomm ) selama hampir 15 tahun di perusahaan telco, dugaan saya adalah dari skripsi saya tentang iklan two sided, studi kasus di iklan rokok. Analisis saya di skripsi tersebut sepertinya berhasil "menaklukkan" kepala cabang tempat saya melamar kerja waktu itu. Sesi wawancara dengan beliau, sebagai akhir proses seleksi kerja, saya rasa adalah sesi wawancara kerja terlama yang saya pernah jalanin.

Dua sesi, masing - masing sesi sekitar 1 jam. Sesi pertama hanya dengan kepala cabang, sesi kedua setelah semua pelamar selesai diwawancara, saya diminta masuk ruangan lagi dan dicecar kembali oleh kepala cabang beserta dua timnya dari divisi below the line dan above the line, yang ternyata kelak menjadi atasan langsung saya dan saya menggantikan posisi beliau berdua 4 tahun kemudian. Sungguh wawancara kerja, rasa sidang skripsi hehehhe..

Gimana ceritanya jadi milih marcomm? Gimana bisa menikmati 15 tahun di divisi yang sama? Kenapa akhirnya resign?

Keputusan Kepala Cabang
Setelah proses seleksi yang panjang dan diakhiri wawancara yang njlimet, finally saya diceblungin ke divisi marcomm. Seperti dugaan saya, memang skripsi saya yang membuat saya masuk ke divisi ini. Hal ini saya ketahui setelah saya bekerja dan cukup akrab dengan kepala cabang, sehingga beliau membocorkan hal tersebut. Pertimbangan lainnya, entahlah, hak prerogratif kepala cabang hehehe..

Sooo..bagi kalian yang lagi nyusun skripsi, coba bikin yang bener yaa..jangan cuma copas apalagi minta dibikinin. Gunakan dasar dan analisis yang kuat, karena bisa jadi sangat berguna jika kalian berniat langsung cari kerja after wisuda atau cukup membanggakan jika kali aja ada yang bertanya tentang hasil karya kalian tersebut.
Dan jangan puas dengan skripsi doang..hari gini masak cuman bikin skripsi doang..( curcoolll...hiks )..karena memang demikian, kalau udah asik kerja, suka lupa. Boro - boro kuliah lagi, baca buku juga belum tentu minat dan sempat ( ahh gw aja kali yaa.. )

Oiya, ada 3 orang yang waktu itu lolos, dari sekian ribu pelamar ( jiaaahhh )..semuanya perempuan. Satu orang adalah atlet bulutangkis yang dekat dengan pengusaha sukses yang menjadi sponsor di tiap laga bulutangkisnya, ditempatkan di Corporate Sales. Satu lagi, eks karyawan distributor telco, yang tentunya udah paham dengan segala seluk beluk pendistribusian produk telco, ditempatkan di Channel Management. Dan sisanya adalah saya, seorang fresh graduate yang nggak punya pengalaman kerja..tapi sepertinya cukup meyakinkan saat "menjual" diri..xixixix.

Gimana menikmati 15 tahun di divisi yang sama?
Sebenernya tidak hanya melulu di marcomms, pernah dalam satu waktu, bersamaan dengan tugas pokok di marcomm, saya mesti membantu kepala cabang menghadapi urusan corporate sales, distribusi produk dan customer service..whatta life..hehehehe..tapi tetep baliknya ke marcomm

Jadi gini, bagi saya, pada poinnya, tugas marcommers adalah mengomunikasikan ide, brand dan produk perusahaan ke target market, dengan cara dan media yang tepat. Implementasinya di lapangan sangat menyenangkan. Untuk bisa berkomunikasi dan nyambung, tentunya perlu rasa nyaman. Naahh..untuk membuat rasa nyaman ini yang biasanya prosesnya jadi menyenangkan untuk dinikmati.

Tapi tentu saja tidak semuanya menyenangkan, walaupun demikian, tetap ada hal menarik yang kita peroleh dari kondisi paling tidak menyenangkan sekalipun. Dan lebih asiknya, di divisi ini jadi punya pengetahuan dan pengalaman baru terkait periklanan, media relations, design grafis, rewelnya riders artis, trik bernegosiasi, ngitung ROI, forecasting, script writing, social media dll yang yang sebagian besar nggak saya peroleh dalam kuliah saya di Ekonomi Manajemen..daaann saya dibayar!

Dapat ilmu, pengalaman dan dibayar..gimana nggak enjoy tuhh..mau lebih dari 15 tahun juga oke aja. Dan divisi ini menurut saya sangat dinamis, menuntut person di dalamnya untuk selalu mengupdate pengetahuannya dan menyesuaikan dengan kondisi internal  maupun eksternal perusahann yang langsung maupun tidak akan mempengaruhinya. Sehingga nyaris tidak ada yang sama baik dari strategi maupun eksekusinya, dari waktu ke waktu. This is so much fun..!

Time to get out
Kenapa akhirnya memutuskan pensiun dini? Well..sampai sekarang, hanya saya yang tahu alasan ini dan saya lebih memilih menyimpannya, mengunci rapat dan membuang kuncinya jauh - jauh hehehe..tapi biarpun begitu, ternyata tetap saja dunia marcomm membayangi saya, meskipun bukan secara formal di sebuah institusi seperti perusahaan sebelumnya..dan praktek marcomm pun rasanya masih sering saya pakai dalam kehidupan sehari- hari, termasuk saat menulis ini, rasanya saya sedang mengomunikasikan sesuatu kepada Anda, bukan?


Saturday night fever
Jogja











Komentar

Postingan Populer