Masa Depan Cerah
Him : Ibuk, doakan masa depanku cerah ya ( sambil tiba - tiba memeluk dari belakang. Sedikit kaget dengan pelukan dan pemilihan diksinya. Mau ketawa tapi untung nggak jadi karena ketika balik badan, saya perhatikan matanya berkaca - kaca dan terisak )
Me : Aamiin, insya allah. Harus serius mengusahakannya, ya. Belajar dan berdoa. ( kataku sambil memeluk tubuh mungilnya )
Him : Oke, Buk
Me : Kenapa tiba - tiba ngomong kayak gitu, Dik. Abis nonton apaan sih di HP?
Him : Nggak papa, memang mau ngomong kayak gitu aja
Me : Masa depan cerah yang bagaimana yang ada dalam bayanganmu, Dik? ( mencoba untuk lebih fokus dan kami berdua menaruh hp yang semula asik kami pelototin )
Him : Yah..sukses gitu. Tercapai cita - citanya ( pagi harinya ia mendapat tugas menggambar ilustrasi tentang cita - cita. Gambar yang ia kerjakan adalah guru yang sedang mengajar. Berbelok dari awalnya dokter gigi. Dengan alasan, menjadi guru bermanfaat untuk mengajarkan ilmu kepada anak didik )
Me : Trus apa yang akan kamu lakukan jika terwujud?
Him : Banyak sedekah, membantu orang
Me : Aamiin, semoga Allah mengijabah ya. Mulai aja dari sekarang, Dik. Semampu kamu
Him : Aamiin, makasih, Buk
Me : Sama - sama. Yuk sekarang tidur, besok sekolah
Him : Selamat malam, Buk. ( ucapan tiap malam dan wajib dijawab. Jika tidak, akan terus diulang - ulang hehehe )
Me : Malam, nak. Berdoa dulu ya, adik yang pimpin
Late nite conversation with Biru, 8th years old
Sebelum mata terpejam, 23.23 tadi malam
Komentar
Posting Komentar