Omah Banjarmasin

Kami menyebutnya Omah Banjarmasin

Rumah pertama yang kami tinggali bersama sekeluarga. Sebelumnya ada rumah lain yang kami beli, tapi hanya menjadi investasi dan telah kami jual ketika kami pindah ke Jawa. Sebenarnya waktu itu rumah ini pernah akan kami jual juga, tapi romantisme mengalahkan logika. Kenangan akan segala hal di rumah itu rupanya masih membekas dan sayang untuk dilepas.

Hingga hampir 8 tahun setelah kami tinggalkan. Total ada 3 keluarga berbeda yang menempati. Hampir 4 keluarga nanti pada 1 Maret tahun ini. Ada jeda hampir 1 tahun antara keluarga kedua dan ketiga. Karena covid di awal 2020 dan banjir besar di Banjarmasin pada awal 2021.

Seperti biasa jika ada penyewa yang telah habis masa sewanya, saya akan menawarkannya di platform social media maupun marketplace dan word of mouth melalui jaringan pertemanan. Yang cukup efektif biasanya dari marketplace. Beberapa kali deal saya dari platform tersebut. Sedikit unik adalah saat penawaran pada 2022 ini. Beragam penawar yang menghubungi. Dari mulai politikus ( yang tak henti menelepon padahal sudah saya cantumkan di iklan hanya WA only ), dosen, pensiunan yang menemani anaknya kuliah, pengusaha apotek, dokter hingga satnarkoba dari poltabes.

Dari yang nanya baik - baik, nawar habis - habisan, hingga ada yang ketahuan ternyata punya fetish aneh, suka sama orang Jawa. Hadeuhhh..kalau yang punya rumah mah udah sold out, pak!

Saya sih sebenernya nggak melulu ngejar harga sewa tinggi, bagi saya bagaimana dia menghargai rumahnya melalui komentar saat survei adalah hal yang sangat saya pertimbangkan. Trik saya biasanya adalah meminta teman saya yang mengantar survei untuk memotret / memvideokan ( jika mereka tidak keberatan ) saat proses survei, pertanyaan apa saja yang mereka lontarkan dan bagaimana kesan pandangan pertama teman saya terhadap calon penyewa tersebut saat survei. Pendapat teman saya berpengaruh 60% dari total pertimbangan keputusan saya nantinya karena posisi saya yang di seberang pulau dengan keberadaan rumah sehingga tidak bisa bertemu langsung dengan calon penghuni yang sedang survei.

40% sisanya akan saya analisis dari gaya bahasa mereka saat berkomunikasi dengan saya karena nego harga akan langsung kepada saya. Jadi mau nggak mau mereka pasti akan kontak saya setelah survei. Paling nggak saya harus memastikan rumah saya dihuni oleh keluarga, muslim ( yang taat ) dan mau merawat rumahnya. Agak susah sebenarnya bisa tahu poin mau merawat rumah ini. Based on feeling dan sedikit gambling.

Hampir saja saya deal dengan pengusaha apotek di range harga lumayan. Tapi saya masih kurang sreg sebenarnya. Saya hanya merasa orangnya agak kemrungsung. Awalnya saya tersinggung karena dia menawar terlalu murah dan menurut saya hal itu menunjukkan tidak ada rasa menghargai kepada si rumah. Kemudian dia cerita hanya akan menempati beberapa jam saja dalam sehari karena lebih banyak menghabiskan waktunya di apotek, baik dia maupun istrinya. Hadeuh saya jadi berpikir ulang, bagaimana dia merawat rumah saya? Dan alhamdulillah tiba - tiba dia mengabari akan menghubungi saya kembali karena sedang ada masalah dengan pemilik rumah tempatnya mengontrak sebelumnya.

Untuk team Satnarkoba, saya memang sengaja memasang harga paling tinggi sebagai penolakan halus, karena tidak kebayang hancurnya rumah saya kalau jadi markas bubuhan lakian berataan itu jika sedang berkumpul. Hehehe..maaf ya bapak - bapak.

Kalau pak dokter yang punya fetish orang Jawa, tidak perlu saya ceritakan di sini deh. Cukup tahu saja ternyata ada yang demikian di dunia ini. 

Hingga ketemu jodoh dengan ibu - ibu yang beberapa waktu chatting sama saya di Olx. Chatting lamaaa..panjaaanng..tapi nggak survei - survei juga. Nekat, suatu hari saya approach lagi. "Ibu jadi serius sama rumah saya? udah ada yang mau nih, tapi belum DP. Kalau Ibu berkenan, silakan survei dan ambil keputusan ya Bu. Siapa cepat, dia yang dapat" Pesan saya via olx.

Dan, nggak sampai 2 hari, setelah komunikasi intens via WA, beliau langsung deal dan transfer DP. Bahkan kata beliau, suaminya langsung minta dilunasi saja. Padahal baru 1 Maret nanti ditempati. Meskipun deal harganya tidak setinggi si pengusaha apotek, tapi saya rasa feeling saya cukup tepat dalam mencari orang yang mau menghargai Omah Banjarmasin saya. Saat ini beliau sudah membicarakan rencana membuat rumahnya lebih nyaman bagi keluarga kecilnya dan memohon izin menambah ini dan itu atas biayanya sendiri. Semoga betah ya Ibu. Selamat datang di Banjarmasin. Semoga mutasi suami ke Banjarmasin membawa berkah bagi semua.

Hai Omah Banjarmasin, selamat belajar pajak dari penghuni barumu nanti ya..please be nice :) 





 


Komentar

Postingan Populer