But I Have To

Ada satu masa dimana suka banget ketemu orang - orang. Ngobrol apa saja. Dari yang penting - penting, deal - dealan, saling nawarin kerja sama, negosiasi sampai hanya basa basi. 90% waktu kerja lebih banyak dihabiskan di "lapangan", ketemu dengan orang - orang. Siapa saja. Dari makan pentol bareng anak - anak mahasiswa di kampus, dengerin cerita tentang musik apa yang sedang mereka sukai, kegiatan kampus apa yang lagi rame, main ke rumah dan ngobrol sok akrab sama tukang sablon spanduk dan kaos, padahal lagi nggak order apapun ( dulu belum ada digital printing, jadi ini mah trik biar kalau ada orderan cepet digarap duluan hehehe ), ngorek cerita dari driver kantor sambil ajak mereka maksi ( hehehhe..kalau mau tau gosip terupdate di kantor, mereka bisa lebih tahu loh ) hingga sarapan bareng wagub di rumah dinasnya ( dan saya bingung, makan dulu baru ngobrol atau ngobrol sambil makan hahahah..mana cuman berdua saja dalam satu meja, no place to hide )

Asik dan seru. Ada banyak hal baru yang bisa saya peroleh. Yang bisa saya gunakan kembali untuk jadi topik bahasan dan berdiskusi. Yang bisa saya jadikan pertimbangan untuk memutuskan suatu hal dalam pekerjaan. 

Suatu ketika saya pernah makan siang dengan salah satu vendor outdoor placement material promo di kantor. Orangnya masih muda. Pekerja ulet. Palugada. Kerjaan apa saja yang saya perlukan biasanya dia akan coba masukkan penawaran. Meski pada akhirnya jika terpilih dia akan mensubkon kan ke temen - temennya atau perusahaan lain. Kepada saya dia mengaku bahwa suka sekali mendengarkan cerita dan mengumpulkan informasi dari setiap orang, yang kemudian akan dipilah dan dipilih menjadi hal yang bisa dia gunakan untuk menunjang kerjaannya. Atau menambah kerjaan baru jika menguntungkan.

Bercerita dan mendengarkan cerita menjadi candu. Bahkan boss menelpon jam 02.00 malam pun saya masih angkat. Lagian si bapak juga nekat amat ya nelpon anak gadis jam segitu hehehe. Saya ingat betul obrolannya. Antara lain seputar jumlah pohon pinang di sepanjang Jl A. Yani yang akan saya pakai untuk parade tbanner promo terbaru esok harinya. Ada sekitar 65 pohon. Entah sekarang, dengan adanya pelebaran jalan dan pembangunan ruko yang semakin marak, apakah jumlah tersebut masih bertahan.

Ceritanya si bapak habis pulang meet up dengan teman di salah satu kafe dan dalam perjalanan menuju rumah kediaman terlihatlah deretan pohon itu yang menggoda untuk dihitung. Dan mungkin karena saya masih bujang ( waktu itu ) dianggap available kapan saja untuk diajak berdiskusi. Padahal bagi saya nggak ada pengaruhnya. As long saya masih menikmatinya.

Tapi ada masanya saya begitu enggan bertemu orang

Menutup cangkang rapat - rapat

Menyaring apa yang ingin saya dengar. Menapis apa yang ingin saya ceritakan

Bukan karena kamu, dia atau mereka

Tapi karena sesuatu dalam diri saya

Dan masa itu adalah saat ini

Sampai kapan? 

Entahlah. Bisa sampai besok pagi, bisa juga besok kapan

Apakah saya menikmatinya?

TIDAK

But i have to

 






Komentar

Postingan Populer