My VBAC Journey

Seminggu lalu akun instagram Bidan Kita nongol dalam list suggestion friend di instagram saya. Saya klik untuk memastikan bahwa ini adalah benar akun dari bu bidan Yessie Aprilia, bidan dari Klaten yang pernah menjadi most wanted pada kehamilan kedua saya karena prinsipnya tentang kelahiran yang alami dan nyaman melalui hypnobirthing, yaitu menggunakan hipnosis untuk meyakinkan bawah sadar akan kemampuan perempuan untuk menjalani kehamilan dan melahirkan dengan minim atau bahkan tanpa rasa sakit.

Dulu, untuk kelahiran anak kedua, saya bermaksud menjalani VBAC ( vaginal birth after c-section ), kelahiran normal setelah kelahiran dengan operasi sesar di kelahiran sebelumnya. Pertimbangan saya adalah karena jarak kehamilan pertama dan kedua yang cukup jauh ( 7 tahun ) dan keinginan untuk segera pulih paska proses melahirkan sehingga bisa langsung beraktivitas. Apalagi dengan kondisi sebagai anak perantauan, tidak ada sanak saudara yang bisa diandalkan untuk membantu. Sementara suami juga tidak bisa full support karena pekerjaan. Dan sepertinya saya juga trauma dengan kelahiran caesar pada anak pertama yang entah ada hubungannya atau tidak, asi saya tidak bisa lancar. 

Kalau dicari lagi alasannya kenapa saya ingin VBAC, mungkin masih akan berpuluh paragraf lagi. Apalagi masa itu lagi ramai perdebatan ibu melahirkan normal vs operasi (ah kalau ini mah perdebatan tak kunjung usai sampai hari akhir kayaknya yaa..hehehe ). Yang jelas, pada saat itu saya berpikir, Allah sudah kasih pintu, kenapa harus bikin jendela di perut ? Kecuali karena case khusus ya

Itu 7 tahun lalu. Saat arus informasi belum selaju sekarang. Saat info hypnobirthing belum sebanyak dan mudah diakses seperti sekarang. Belum ada kelas online pastinya. Konsultasi sesekali melalui email atau telepon. Sehingga dengan aktivitas kantor dan rumah, rasanya tidak cukup alokasi waktu untuk belajar metode ini, hingga masa kehamilan sudah masuk di hampir fase akhir. 

Niat semula hendak melahirkan di klinik Bu Yessy di Klaten yang full support ketika saya cerita pngen VBAC. Klinik yang kalau saya lihat dari gambar terlihat seperti homestay yang nyaman, teduh, asri, jauh dari keseraman nuansa rumah sakit. Tapi akhirnya gagal karena minimal usia kehamilan 8 bulan sudah harus di klinik untuk menjalani terapi. Sementara cuti hamil baru mau saya ambil mepet di 9 bulan agar punya waktu lebih banyak paska melahirkan. Selain itu, efisiensi di kantor menyebabkan saya tidak punya tim. Dari awalnya 5 orang, hanya jadi 1 orang, itupun orang baru, fresh graduate pula. Baru masuk kantor di kehamilan saya bulan ke 6. Otomatis saya harus mendampingi dan transfer knowledge sesegera mungkin di sisa waktu sebelum saya cuti. Dan tambah lagi, saat itu jelang Bulan Ramadhan, dimana load kerjaan pada masa peak. Lengkap deh hehehe

Berbagi pengalaman terkait VBAC ini, begini yang saya rasakan dan alami, semoga bisa membantu ibu - ibu yang saat ini sedang mencari referensi tentang VBAC :

1. Cari dokter/tenaga medis yang mendukung proses VBAC. Waktu itu dari 3 dokter yang saya datangi, hanya 1 dokter yang mendukung, Itupun dengan banyak persyaratan, seperti melihat nanti kondisi fisik saya di akhir kehamilan dan kondisi janin tidak boleh lebih berat dari 3kg di dalam perut.

2. Pastikan mendapat dukungan dari orang terdekat sebagai penguat mental dan penyemangat. Tiap saya ke dokter/ bidan dan menceritakan riwayat pernah caesar, pasti langsung divonis harus caesar lagi di kelahiran berikutnya. Vonis yang kadang bikin down

3. Terima dengan ikhlas segala hal yang terjadi. Tidak semua hal bisa sesuai dengan apa yang kita mau. Bersiap dan terima saja apapun yang terjadi. Manut saja sama yang lebih pinter dan tahu, yaitu dokter/tenaga medis yang menangani dan tawakal. Berdoa dan berserah kepada yang Maha Kuasa untuk hasil terbaik. Meskipun saya keukeuh pengen VBAC, sehingga sudah lewat HPL ( hari perkiraan lahir ) dan sudah masuk batas akhir toleransi hari yang diberikan dokter, akhirnya saya operasi caesar juga. Penyebabnya karena air ketuban saya sudah habis sementara baru pembukaan 5 dan tidak ada progress lagi hingga 24 jam. Tapi paling nggak saya sudah pernah merasakan nikmatnya kontraksi yang saya tunggu - tunggu 😄

4. Kata orang, setiap anak akan memilih saat kelahirannya sendiri, so be relax ya bu ibu, penting untuk selalu berkomunikasi dengan debay di perut. Ajaklah ngobrol dan sampaikan harapan tentang proses kelahiran yang aman dan menyenangkan serta hal positif lainnya. Jika saya ingat lagi, si anak kedua sesuai HPL seharusnya lahir 1 Juli. Tapi dia keukeuh di perut tanpa ada pergerakan hingga 3 Juli, batas waktu akhir dari dokter dan alhamdulillah pada tanggal tersebut mulai tergerak untuk mencari jalan keluar. Kalau saya hubung - hubungkan, tanggal kelahiran kakaknya adalah 7 Maret ( 73 ), dan si anak kedua memilih 3 Juli ( 37 ), jadi hanya kebalikan angka saja. Mungkin agar orang tuanya gampang mengingatnya hehehe

5. Percayalah segala sesuatu ada hikmahnya. Karena air ketuban berwarna pekat ( karena udah lewat HPL sehingga ketuban menjadi keruh dan dikhawatirkan berbahaya bagi janin ) terus menerus keluar,  sementara pembukaan belum juga lengkap, dokter memutuskan harus segera dilakukan operasi. Saat operasi, dokter menemukan miom segede telur ayam di saluran rahim saya . Dan ini harus diangkat karena bisa mengganggu jika dibiarkan. Khawatir menjadi ganas, semacam kanker. Jika saya memaksa VBAC, tentu hal ini tidak akan ketahuan. Dan jika kemudian hari ketahuan, saya harus tetep melakukan prosedur layaknya caesar untuk mengangkat miom ini. Itu jika ketahuan, jika tidak, tentu akan lebih parah lagi. Karena saya tidak merasakan keluhan layaknya penderita miom

Di samping itu setelah lahir, baru ketahuan anak kedua saya overweight, 4.85kg. Di luar prediksi 3 dokter tempat saya periksa selama kehamilan, yang memperkirakan antara 3.5 - 3.7kg. Jika ketahuan dari awal kalau 4.85kg, tentu saya tidak akan ngotot VBAC. Tanda tanya juga sampai sekarang, udah sampai 3rd opinion, kok ya masih meleset. Mungkin keukeuhnya si baby sampai lewat HPL adalah juga pertanda bahwa saya harus ambil pilihan caesar.

Bercerita tentang kehamilan dan melahirkan memang tidak ada habisnya. Berbeda antara perempuan satu dengan lainnya. Bahkan berbeda juga antara anak pertama dengan selanjutnya. Yang pasti, dinikmati aja ya bu ibu..and trust your feeling 😊


Salam sayang dari baby 4.85kg 😘





 

Komentar

Postingan Populer