Hal Yang Paling Berharga

 Pukul 19.00 - 20.00 adalah jadwal saya mantengin tv, meluangkan waktu khusus untuk menonton Masterchef Asutralia yang tahun ini adalah season ke 12, dengan tema Back To Win.

Semakin seru kompetisi season ini karena diikuti 24 peserta favorit dari masing - masing season sebelumnya. Meskipun bagi saya keseruannya kurang mantap karena minus kehadiran Gary Mehigan, Matt Preston dan George Calombaris sebagai juri, digantikan Mel, Andy dan Jock.

Biru, si 7 tahun saya, seperti biasa ada di samping saya. Sibuk dengan aktivitasnya sendiri, namun sesekali perhatiannya ikut ke TV juga. Ini anak emang biasa nempel, ke emaknya. Dari usia 4 tahun sudah berpendapat bahwa semestinya perempuan/ibu tempatnya di rumah. Mungkin karena trauma ditinggal ngantor keluar kota mulu sama emaknya, sehingga sering tantrum dan momen parahnya adalah mogok sekolah . Atau mungkin dapat bisikan dari mana entah dan kemudian disampaikan ke emaknya.

Tapi begitulah, demi dia adalah salah satu alasan saya jadi emak rumahan. Dan jadilah hampir 3 tahun ini full, satu paket, Biru dan emaknya dimamana kamamana kalau kata orang sunda mah hehehe

Dan rupanya dia pemerhati yang cukup jeli. Nyaris tahu persis apa yang emaknya suka dan tidak suka. Tidak hanya tahu soal selera kuliner, tapi juga aktivitas, benda favorit, musik, film dll. Mungkin sudah mengalahkan ayahnya soal pengetahuan tentang emaknya 

Banyak statement dia, si bocah peraih predikat communicative dan creative student dari sekolahnya ini, yang bikin saya ketawa, tapi juga takjub. Misalnya tadi malam di sela waktu nonton Masterchef dan dia di samping saya main handphone. Kira - kira dialognya seperti ini :

Him : Ibuk, enak ya peserta yang kalah. ( katanya sambil tangan dan matanya masih ke handphone )

Me : Peserta apa nang? ( Saya pikir dia sedang ngomongin game di hpnya )

Him : Itu peserta masterchef

Me : Ooh masterchef..loh kok senang?

Him : iya, kalau kalah kan enak, bisa pulang, bertemu keluarganya ( terangnya dengan mimik muka serius )

Me : Tapi mereka pasti sedih dan kecewa nang, karena mereka punya keinginan menang. Bisa dapat hadiah

Him : emang dapat hadiahnya apa?

Me : Uang nang. Dan kebanggaan. Pasti senang dan bangga kan kalau menang

Him : Ibuk..( katanya dengan tampang lebih serius )..ibuk ingat apa yang paling berharga?

Me : ( terdiam sebentar dan mencoba lebih fokus dengan obrolan )..Keluarga? ( jawab saya agak ragu. Karena ini jawaban yang klise banget ala ala di buku dan film parenting dan saya nggak yakin jawaban itu yang dia maksud hehehe )

Him : Nah itu ibuk tahu

Me : ( bengong dan nggak percaya kalau itu jawaban yang dia maksud. Tapi selanjutnya ketawa lebar dan memeluk si "cerewet" nan penuh perhatian ini )


Aahh Le, ibuk bingung mau ngomong apa lagi

Jogja, 15 Agustus 2020






 


Komentar

Postingan Populer