Rezeki Corona


Masih tentang Corona

Kali ini tentang ribetnya urusan ketika tak sepeserpun uang di dompet. Sepeser memang nggak ada, karena nggak tahu juga berapa nilai sepeser itu. Hanya selembar 20 ribuan kucel yang warnanya sudah bukan hijau lagi. Gambarnya pun samar. Entah pahlawan siapa. Yang pasti selembar ini akan jadi pahlawanku hari ini ketika anak TKku meminta jajan. Demikian pikirku

Terpikir untuk ke ATM. Tapi membayangkan prosesnya dimana harus membuka pintu minimarket tempat mesin ATM itu berada, belum lagi memencet angka atau menyentuh layarnya, rasanya agak gamang. Belum lagi dua hand sanitizer yang kemarin akhirnya bisa dapat, yang satu di bawa si mbarep sekolah, satunya ada di mobil yang lagi dipakai pak misua. Klop deh keengganan mencari teman bagi si selembar 20rb.

Mungkin saya makhluk langka di jaman sekarang, karena nggak terlalu familiar dengan pembayaran elektronik. Sedikit cemas dan banyak rasa tidak percayanya ketika harus input beragam data. Satu - satunya aplikasi pembayaran elektronik adalah bawaan dari jaman masih ngantor karena sebagian fasilitas kantor dibayarkan melalui aplikasi tersebut. Transaksi dengan kartu kredit sudah amat sangat saya batasi, terutama untuk pembayaran online. Punya duit ya beli cash, nggak punya ya udah. Diem tapi nahan pengen..hehehhe

Beberapa hari ini cukup repot mencari pesawat telepon rumah untuk mengganti pesawat telepon di rumah ibu. Susah sekali mencari barang ini. Mungkin karena udah nggak musim pakai fixed phone gini. Tapi setahu saya, beberapa tahun lalu, untuk verifikasi berlangganan kartu telpon pasca bayar di kantor saya, mewajibkan calon pelanggan punya atau bisa dihubungi di nomor telepon rumah begini. Mungkin karena proses registrasi untuk berlangganan telpon rumah ini juga rumit waktu itu, sehingga orang yang punya dianggap sudah verified.

Sebenarnya cukup yakin di gerai perlengkapan kantor dan rumah yang berada di mal - mal masih mempunyai barang ini. Tapi sekali lagi, bayang - bayang si corona ini bikin enggan. Kenapa nggak beli handphone aja buat ibu? Jawabnya, udah pernah. Beberapa kali malah. Dari yang handphone yang bisa buat video call hingga handphone standar yang hanya sekedar bisa nelpon dan ditelpon. Tapi demikianlah ibu, meskipun hampir 30 tahun memintarkan anak orang dan bahkan bisa mengentaskan putra putrinya jadi insinyur, sarjana..tapi untuk urusan nerima telpon dari handphone, bingungnya minta ampun deh..hehehe..pissss ibuku. Jadi bisa kirim - kiriman foto, video ataupun video call an dengan ibu, hanya impian deh

Hingga akhirnya dapatlah itu pesawat telepon di salah satu toko listrik kecil, tak begitu jauh dari rumah, sekitar 5km. Jauh juga lah ya. Ah relatif sebenarnya. Kalau sambil main pokemon jarak segitu rasanya cuman kayak lagi cari angin di depan rumah. Tapi berhubung lagi musim corona ini ( ah lagi lagi corona ), jarak segitu jadi berasa lumayan.

Okay, harganya sih nggak terlalu mahal. Standar lah. 235rb, merknya pun lumayan ngetop. Sisa pesanan dari salah satu developer perumahan. Hanya tinggal satu itu. Bagi saya beli barang ini penting sekali karena ketika sudah bertemu dengan line telpon, akan berharga banget bagi saya untuk ngobrol dan bermanja via online dengan ibu di rumah. Apalagi dalam masa sekarang yang penuh kepanikan dan perlu sosayel distancing gara - gara si corona itu ( wew..corona lagi deh )..telepon menjadi salah satu kebutuhan pokok saat bertemu langsung jadi hal mewah.

But, tinggal ada selembar 20rb

Otak langsung berputar, gimana caranya dapat dana cash segera, tanpa keluar rumah. Jebreett..emak2 di group wa lagi pada ngomongin kasus pasien baru terinfeksi corona,  yang kabarnya rumahnya di kecamatan sebelah. Chit chat kesana kemari, sampailah ke harga masker, handsanitizer hingga kelangkaan GULA PASIR. Cliinnggg..langsung deh dapat ide cara dapat duit. Ngecek stok gula pasir di ruang depan, sisa kulakan tempo hari, lumayan masih ada sekitar 100kg karena jualan barang ini ternyata susah - susah gampang saat program diet terutama keto udah menyasar semua kalangan hehehhe..

Daann nggak sampai sejam, lebih separo stok udah berpindah tangan ke ibu - ibu cantik di group WA, berganti dengan duit di tangan, yang lebih dari cukup untuk beli pesawat telepon, bayar arisan, beli bakso, beli token listrik, beli kuota data, stok kunyit jahe dan sereh hingga stok pembalut..hehehhe


Yuhuuu..nggak perlu ke ATM. Dan jadi deh beliin ibu pesawat telpon baru. Alhamdulillah

Ah corona, bikin panik, tapi bawa rezeki juga ternyata.

Btw gimana caranya bisa ngesave perasaan puas dan bahagia ini selamanya dan mentracingnya kembali jika saya kehabisan stock rasa syukur?




Komentar

Postingan Populer