Si Pemanggil Misterius

Ehem..mau mulai darimana yaa

Sebuah rumah biasanya mempunyai "energi" tertentu. Tak ketinggalan dengan rumah ibuk saya. Tahun 95an, pernah heboh katanya ada pocong di halaman rumah tersebut, melompat masuk pagar tembok tinggi yang membatasi area kandang ayam dan gudang kayu bapak dengan halaman depan . Sebegitu vitalnya, ketika pada suatu hari ketika saya naik bus solo Jogja dalam perjalanan ke kampus, tiba-tiba mas di sebelah saya ngajak ngobrol dan saat pertanyaan alamat rumah, karena saya orangnya jujur dan baik hati tanpa rasa curiga..hehehe..saya jawab jujur aja. Eh langsung dia nyletuk, sama rumah hijau yang depannya banyak pohon bambu, yang katanya ada pocong? Gubraaakks@$&$(@¥℅..kok ciri - cirinya persis banget sama rumah ibuk yaa..hahahha..ternyata segitu ngetopnya walaupun kala itu socmed belum ada. Boro - boro socmed, liat hp aja blm pernah xixixix...taunya wartel doang

Lain lagi soal si putih yg katanya suka loncarituu ( kelinci kali ), satu yg bikin heboh di kalangan internal kami adalah "suara pemanggil nama". Suara serak yang mirip dengan suara nenek - nenek. Bukan lembut tapi agak tegas nadanya. Selain ibu saya, yang pernah dipanggil adalah teteh, kakak ipar saya .

Kejadiannya waktu bulan puasa, sehabis dari Goa Pindul, karena kemalaman, kami memutuskan buka puasa di jalan tanpa pulang dulu ke rumah. Ada dua rombongan, rombongan pertama booked tempat di warung yang emang biasanya penuh ketika buka puasa. Rombongan kedua adalah keluarga kakak saya yang mampir dulu ke rumah untuk mandi karena abis basah - basahan di Goa Pindul padahal nggak bawa baju ganti.

Rumah ibuk memang lumayan besar, ada kamar di sayap barat yang menjadi kamar bagi kakak yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah ibuk, kali ini kakak saya dan teteh istrinya yang nempatin.  Ada ruang tengah dan kamar mandi serta dapur di sayap timur. Karena dingin, teteh bermaksud merebus air di dapur di sayap timur. Sementara kakak saya dan anak anaknya ada di kamar sayap barat. Tanpa rasa curiga, Teteh menimba air, mengisi panci dan menyalakan kompor..ketika tiba-tiba ada suara serak nenek nenek memanggil namanya cukup kencang. Nama yang diucapkan adalah nama panggilan Teteh saat masih kecil.

Jleb, terdiam sesaat..dan mencoba mencerna, akhirnya Teteh tergopoh-gopoh lari ke sayap barat. Menurutnya suara tersebut datang dari arah belakang, di area kamar belakang, paling selatan yang berbatasan langsung dengan kebun belakang.

Semenjak kejadian tersebut, kamar belakang jarang menjadi jujugan bagi kami semua yang berkunjung ke rumah ibuk, sampai akhirnya anak-anak menjadikannya kamar favorit! Tiap ke rumah ibuk, pasti maunya tidur di ruangan besar sekitar 7x10m ini yang fungsi utamanya sebenernya adalah "gudang" karena banyaknya ragam barang yang ditampung kamar ini. Namun masih ada space lebar di tengah ruangan yg bisa muat 3 kasur dobel. Alasan anak - anak, tempatnya dingin jadi mereka suka. Mungkin karena atapnya yang langsung genteng tanpa ada plafon dan pintunya yang langsung ke arah kebun belakang.

Well baiklah, demi kemaslahatan bersama, akhirnya saya tidak pernah mengungkit tentang suara pemanggil yang berasal dari kebun belakang ataupun dari ruangan ini, kepada anak-anak.

Malam ini, kami bertiga berkunjung ke rumah ibuk. Ibuk udah menyarankan untuk menempati kamar sayap barat aja karena kami cuman bertiga, daripada terpisah di belakang. Biasanya kalau ada suami, suka cuek aja dan sedikit bernyali. Malam inipun juga masih cuek sebenarnya, rasa kantuk mengalahkan segalanya. Hingga tiba-tiba ada terdengar suara serak itu memanggil nama saya dan lagi - lagi dengan nama panggilan masa kecil, seperti halnya dia memanggil teteh maupun ibuk.

Bruk..anak saya yang kecil tiba-tiba ngabrek ke tubuh saya. Saya liat kipas angin udah berganti arah dari awal saya mapan tidur. Ohh ibuk udah masuk dan menggeser kipas angin, pikir saya. Dan karena emang cuek atau ngantuk, terpikir yang manggil saya adalah anak saya yang ngabrek tadi, mungkin minta dipeluk..xixixix..jadilah saya peluk dia dan lanjut tidur.

Jam 5 pagi, pas kesadaran udah lumayan pulih, sambil dengerin sayup - sayup ibuk sedang "ngosek" lantai sumur, saya coba mengingat kejadian semalam. Baru ngeh..mana mungkin anak saya manggil saya dengan nama masa kecil dan suaranya pun serak serak.khas orang tua gitu..

Jenggirat..langsung bangun dan nyamperin ibuk di sumur, apakah tadi malam manggil nama saya. Dan jawabannya sudah bisa ditebak

Wew finally saya kena jawil juga deh..please damai aja yaa Nek..



( Sambil tiduran, di kamar belakang, di rumah ibuk )



Komentar

Postingan Populer