Bella, Sepenggal Kisah ( Kasih Tak Sampai )

Matanya belo, hampir mendominasi mukanya yang mungil. Tubuhnya montok, bersih, dengan warna bulu kembang telon, coklat hitam orange yang menyatu tanpa ada yang lebih mencolok. Suaranya nyaring memecah malam bersamaan kedatangan suami saya yang masih sibuk memarkirkan si Veloz hitam kami. Kami pikir, kucing milik tetangga melahirkan dan suara anak kucingnya terdengar sampai rumah kami. Tapi suaranya tak berhenti hingga pagi. Hingga saat pak suami kembali beraktivitas pagi itu, memandikan si Veloz. Astagaaa..ternyata ada kucing imut di bawah kap mesin. Ternyata dia pelaku bunyi meang meong semalaman tadi. Cek tetangga kanan kiri depan belakang, nggak ada yang kehilangan kucing. Jadi, entah darimana dia nggak sengaja keangkut mobil paksu. 

Sebenernya saya nggak terlalu suka ada binatang peliharaan di dalam rumah. Tapi berhubung si krucil udah mulai mengeluarkan jurus tatapan yang mengandung rayuan maut, jadilah si kembang telon kami adopsi mulai hari itu. Sekitar setahun lalu, 18 Januari 2021. Dan kami memanggilnya Bella, si mata belo yang cenderung introvert pada awal kedatangannya. Lebih sering bersembunyi di bawah meja, bawah rak, dengan tatapan waspada.

Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Dalam sekejap, Bella sudah berteman akrab dengan kami semua, terutama Iyyu. Seakan paham dengan omongan kami, dia adalah kucing yang sepanjang kebersamaan kami, tak pernah pipis dan pup di luar tempat yang sudah kami sediakan. Toilet trainingnya berjalan lancar dan mudah, sejak hari pertama. 

Tak pernah sekalipun merecoki kami ketika makan. Karena hanya doyan dengan peletnya walaupun bukan dari merk tersohor. Ibu saya yang sering gemes karena menurut beliau kami tidak memberi makan secara layak kepada Bella. Jika sedang berkunjung ke rumah kami, beliau akan memberi makan Bella, makanan layak ala beliau untuk Bella, seperti nasi diulet dengan ikan asin, potongan tulang ayam yang masih ada dagingnya, kepala lele dan apapun yang sedang beliau dahar, misal kerupuk, roti bakar, bakwan dll. Dan Bella? Tetap aja bergeming, nggak mau makan apapun kecuali peletnya hehehhe...

Lucu jika melihatnya bermain ala petak umpet, menggoda Iyyu yang lagi belajar. Mengendap - endap di balik pintu dan membuat gerakan mengejutkan, seolah kami tidak tahu keberadaannya hahaha..

Rumahpun nyaris terbebas dari cicak dan kecoak. Karena layaknya petugas keamanan, jika malam tiba, dia lebih suka patroli, mondar mandir ke semua ruangan. Jika ada tangkapan baik cicak maupun kecoa, dengan bangga akan "disetor" ke paksu, diletakkan persis di depan paksu berada, seakan balas budi karena telah dikasih makan, dibersihkan kandangnya dan dimandikan hehehe..

Dia adalah kucing pertama yang dengannya saya berani berinteraksi dekat, bahkan membiarkan dia menjilat tangan atau jari kaki saya atau menghangatkan tubuh di pangkuan saya usai dimandikan.  

Makin kesini, tubuhnya makin menggendut, hingga saya lebih suka memanggilnya MakBell alias Emak Bella. 

Hingga datang masa pubertasnya. Hal alami yang tidak bisa dihindari

Ada kucing jantan yang sering berseliweran di sekitar rumah kami. Si Hitam Putih kami menyebutnya. Mungkin dia sadar ada betina cantik di dalam rumah, yang sedang masa pubertas. Bella memang tidak kami izinkan keluar rumah. Hari - harinya dihabiskan di dalam rumah. Si Hitam Putih  kami pikir adalah pejantan yang menghamili kucing - kucing betina milik tetangga kiri dan kanan kami. Hal ini dilihat dari bulu - bulu si anak kucing jika dihubungkan dengan teori genetika Mendel.

Dan dari sini menurut kami bencana berasal. Bella yang udah "kebelet" rupanya tidak peduli dengan banyaknya betina yang pernah jadi pasangan si Hitam Putih. Bella tak peduli juga ketika dinasihati Iyyu. Begini kira - kira kata - katanya :

"Bella, kamu kalau pergi sama pacarmu itu, kamu mau makan apa? Pacarmu kan nggak bisa beliin kamu pelet. Kamu nanti tidur di mana juga. Apa enaknya ikut dia. Udah mendingan di sini aja"

Bella yang waktu itu mengeong heboh minta keluar rumah, memang tiba - tiba diam seakan mendengarkan nasihat Iyyu..wkwwkkw

Dan pagi hari, saat anak - anak masih lelap, kaburlah si Bella lewat jendela dapur yang pagi itu sudah dibuka oleh paksu. Waktu itu hari Kamis. Bulan sebelumnya, Bella juga pernah kabur lewat pintu depan, tapi sore harinya sudah pulang lagi. Pikir kami, kali ini juga akan sama. Tapi hingga hari Selasa, artinya sudah hari ke5, tak nampak juga kembang telonnya. Sementara si Hitam Putih sudah berkeliaran lewat depan rumah dengan betina lain. Pada hari Jumat - Minggu kami keluar kota. Mungkin diantara hari tersebut, dia sempat pulang. Demikian pikir kami.

Selasa malam, saat sedang menemani Iyyu belajar, tiba - tiba kami berdua teringat tentang Bella dan mendoakan setulus hati, memohon kepada Yang Kuasa agar melindunginya dimanapun dia berada, menjaganya dari segala hal jahat dan memulangkannya jika masih menjadi rezeki kami.

Ajaib

Pagi harinya, hari Rabu, ketika Iyyu selesai mandi pagi sebelum sekolah, Bella tiba - tiba masuk dari pintu belakang. Dengan langkah gontai, langsung menuju ke kandang dan tempat makannya. Iyyu yang masih pakai handuk, tergopoh - gopoh menyiapkan makan dan minumnya. Dalam diam, dia lahap menyantap peletnya.

Kami sekeluarga lega. Meski kami lihat ada yang aneh dengan Bella. Meski tubuhnya tampak sehat tak ada luka, tapi pembawaannya diam, layu, tak energik seperti biasanya. Kami pikir, oh mungkin dia laper berhari - hari nggak makan, atau hamil. Bahkan becandaan kami adalah, Bella sedang patah hati karena si Hitam Putih pergi sama betina lain.

Hingga akhir pekan, kami harus pergi keluar kota kembali. Ke rumah simbah, ibu saya. Bella kami tinggal di rumah. Paksu hanya menginap semalam, pagi harinya langsung pulang lagi karena si mbarep ada acara di sekolah. 

Dan alangkah kagetnya kami, mendapat kabar dari paksu bahwa Bella kami, sudah terbujur kaku di bawah almari..hikss. Kami pernah dengar, kucing biasanya memilih pergi jika akan meninggal, tidak mau dihadapan pemilik/orang terdekatnya. Suatu waktu dulu, kami pernah punya kucing, Tessa namanya, yang sudah sedemikian dekat seperti Bella, dan tiba - tiba pergi beberapa hari. Kemudian tiba - tiba pulang, dalam kondisi lemas dan muntah. Kami berikan obat waktu itu, sehingga bisa berdiri kembali, namun seketika itu juga dia melompat pergi ke gelapnya malam di seberang rumah kami dan tak kembali lagi.

Apakah Bella pun demikian? Dia pulang sebentar hanya untuk pamit dan menikmati lagi kebersamaan bersama kami sebelum pergi untuk selama - lamanya. Setelah kedatangannya, memang tak ada akses keluar rumah yang lengah dari pantauan kami, sehingga dia tidak bisa kabur lagi. Apakah itu sebabnya sehingga dia memilih "pergi" ketika kami sedang tidak ada di rumah?

Aahh Bell..we miss u a lot, dear..maaf kalau kami ada kesalahan, terima kasih untuk persahabatannya yaa..selamat beristirahat di rumah Sang Maha Pencipta. Genap setahun kamu bersama kami, namun kenanganmu abadi.

Dan sampai hari ini, Iyyu masih menyalahkan si Hitam Putih sebagai penyebab kepergian Bella. Semoga bukan pelajaran cinta yang pedih yang kamu dapat ya Le, karena cinta itu sebenernya cukup asik dibalik mbuletnya..katanya sedikit cemas, banyak rindunya 😅


See You, Bella Makbel Cubel Ebel

We Love you







Komentar

Postingan Populer