FAB + V

Sadar maupum tidak, dalam kehidupan sehari - hari kita sering berhadapan dengan FAB dan V yaitu Feature, Advantage, Benefit dan Value sebuah produk. Misalnya dalam memilih sekolah, membeli kendaraan, memilih restoran dan keperluan lainnya. Pun para pebisnis kerap memasukkan 4 komponen ini dalam penetapan strateginya. Dengan penerapan yang tepat, 4 hal ini seharusnya mampu membantu menentukan Unique Selling Product ( USP ) atau diferensiasi apa yang dipunyai suatu produk, sehingga kemungkinan produk untuk berhasil diterima pasar, lebih besar.

Karena banyak yang mencampur adukkan feature dengan advantage atau benefit dengan value, ( termasuk saya hehhe ) ada baiknya kita refresh sebentar 4 hal tersebut sebelum kita lanjut. Silakan berkomen jika kita tidak sepakat yaa, karena saya hanya mengorek dari memori saat kuliah yang sudah silam. Beberapa referensi bacaan dari sini dan postingan instagram Pak Bi juga sangat membantu saya

Feature atau fitur adalah komponen / atribut atau hal - hal yang melekat pada produk 

Advantage atau keuntungan secara mudahnya adalah apa yang bisa dilakukan oleh fitur

Jadi, baik feature maupun advantage, melekat pada produk. Merupakan bawaan dari produk yang menjelaskan apa yang dimiliki oleh produk tersebut dan bagaimana fungsinya. Jika disambungkan dengan tingkatan / level produk menurut Kotler, mungkin ada di level expected product, alias hal apa yang kita harap bisa dilakukan oleh sebuah produk.

Bagaimana dengan Benefit dan Value? Dua hal ini letaknya pada benak, hati dan rasa dari customer. Atau bisa dibilang pada sisi rasional dan emosionalnya.Secara spesifik, mengutip penjelasan Pak Bi, benefit menyentuh sisi rasional/otak kiri customer, sementara value berada pada otak kanan dan hati customer. Sebuah produk yang bisa menyentuh kedua hal ini, akan lebih memenangkan hati konsumen, bahkan dalam jangka panjang ( loyal ), sudah pada taraf augmented product.

Contoh 1:

Orang rela mengeluarkan lebih banyak uang demi iphone, meski beberapa feature dan advantage produk bisa diperoleh dari merk lain dengan harga setengahnya. Ada benefit dan value dari iphone yang dianggap / dipersepsikan tidak dijumpai di produk lain. Misalnya kebanggaan, prestis, ekslusive, rasa aman karena nilai jual kembali yang bisa jadi lebih tinggi ( menjadi investasi ) dll

Contoh 2 :

 Saya pernah berdebat panjang dengan suami ketika akan mengganti mobil dari Suzuki ke Honda, dan terakhir dari Honda ke Toyota. Semua bisa dibilang adalah kendaraan yang sama - sama punya fungsi sebagai alat transportasi. Sama - sama punya fitur AC, tape mobil, power window, power steering dll. Namun kemudian ada faktor lain seperti bentuk / modelnya, bagaimana harga dan kemudahan dalam mendapatkan suku cadangnya, bagaimana kenyamanannya, bagaimana nilai jual kembalinya hingga apa persepsi orang banyak tentang merek tersebut. Tapi untuk pilihan akhir, yaitu Toyota Avanza, dengan berat hati saya tidak lagi memperdulikan persepsi orang banyak yang menganggap Honda Jazz lebih prestis. Pertimbangan saya adalah kepada daya muat yang lebih banyak, maklum karena anak sudah bertambah dan juga karena sudah pindah ke kampung halaman, sehingga banyak keluarga yang ikut bergabung jika ada acara. Dan bagi saya, value Avanza untuk hal ini masih unggul.

Bagi saya FAB dan V ini lumayan membantu dalam pengambilan keputusan terkait memilih sesuatu. Apalagi bagi pemasar. Selain mengamati kompetitor, ada baiknya juga kembali ke internal produk, apa FABV dari produk saya? Sehingga harapannya bisa menentukan secara tepat positioning, targeting dan segmenting produk.

Selamat mengamati 😊



Komentar

Postingan Populer