I Believe In You

Bulan Juni - Juli, bagi sebagian orang tua bisa dibilang bulan yang sibuk. Sebagian sibuk karena rengekan anak yang minta liburan setelah ujian akhir dan beberapa bagian sibuk mencari sekolah yang pas buat anaknya. Pas dalam artian antara lain dari sisi kemampuan finansial, jarak tempuh ke sekolahan, pas dari perbandingan nilai anak dengan kualitas sekolah dan pas dapat sekolah  berprestasi dengan harapan bisa menjadikan anaknya kecipratan mulyo.

Tapi untuk menuju pas yang ideal dan sesuai yang diharapkan, bukan hal yang mudah saat ini. Misal dengan peraturan PPDB DIY yang bisa dilihat selengkapnya di sini, lagi - lagi peraturan zonasi akan memaksa orang tua dan siswa menerima kondisi pas sesuai yang dikehendaki, pada akhirnya berujung pada di-pas - pas in. Alias mesti nerima kenyataan jika pada nyatanya :

- nilai anak pas - pasan sehingga tidak bisa ikut seleksi melalui jalur prestasi

- tidak ada prestasi non akademis yang bisa mendongkrak nilai

- tidak ada prestasi olah raga seperti jawara silat, atlet sepak bola dll

- tinggal di zona yang terbatas sekali pilihan sekolahnya

- alhamdulillah bukan golongan yang berhak mengikuti jalur afirmasi namun masih mikir isi rekening  untuk masuk ke sekolah swasta

Memang tidak semua keinginan harus bisa diwujudkan. Pada intinya bisa - bisanya orang tua untuk menyemangati para jagoannya untuk bisa menerima kondisi dan menjalaninya dengan sepenuh hati. Jika beruntung dapat sekolah yang pas diinginkan, tugas orang tua bisa lebih mudah. Jika keberuntungan belum mampir, toh saat ini bisa dengan mudah dibrowsing contoh orang - orang hebat yang tidak mulus fase sekolah formalnya, sebagai penyemangat. Mempelajari perjuangannya, sikap dan mentalnya, attitudenya dan banyak hal positif lainnya.

Kan beda jaman. Beda sikon. 

Bedanya memang banyak, tapi tetap ada persamaannya..yaitu sama - sama kalau dicari alasannya mah banyak, mau jaman dulu atau sekarang. 

Btw kebetulan ada keluarga dekat, kakak kandung saya, yang sering saya banggakan dan menjadi contoh. Bagaimana dari sekolah dasar underdog di kampung, sekolah menengah atas di pelosok, namun sukses sebagai top management bidang IT di perusahaannya, Mobil Oil. Yang seleranya tetap sederhana, oseng - oseng kacang panjang, padahal kalau meeting bukan lagi di Sudirman, tapi di gedung di Amerika yang dulu ditabrak pesawat itu..mana ada bule - bule itu ngerti enaknya oseng - oseng kacang panjang dan tempe goreng.  Dan semua diraih without connection, without bribing. Gimana mau bribing wong bapak ibu cuman guru sekolah dasar negeri. Tahu sendiri kan berapa gajinya, siapa saja koneksinya. Paling tinggi juga pejabat PS alias Penilik Sekolah hehehe

Sooo..semangat ya para orang tua yang lagi berjuang mendampingi jagoannya. I feel you, lets berjuang bareng - bareng yaa.

Untuk anakku lanang, bismillah kita bisa ya Le. Jika tidak bisa lurus, kita bisa belok dan memutar, jika ada halangan kita bisa melompatinya atau merunduk dari bawah. Jika capek, kita bisa leren dulu sambil minum es teh, minuman kesukaanmu. Sefleksibel mungkin kita jalani hidup, selama tidak melanggar tatanan Gusti Allah.

I believe in you 

 

Jogja ( lagi )

with Hujan di Bulan Juni 





Komentar

Postingan Populer