Trans Jogja, Cara Lain Menikmati Jogja

Dibalik plus minus keberadaan bus Transjogja, saya termasuk salah satu penikmatnya. Penikmat asap pekatnya jika saya sedang naik motor maupun penikmat sopirnya yang kadang ugal - ugalan menyerobot jalur karena memang tidak ada koridor khusus bagi kendaraan ini.
Tapi jangan salah, saya juga penikmat dingin penyejuk udara di beberapa armada barunya. Terutama jika weekend dan hari libur. Karena di hari - hari tersebut, dua anak lelaki saya, paling suka mengajak ibuknya berkeliling sebagian Jogja menggunakan jasa bus ini.

Rute yang telah kami coba ada bermacam. Trial and error dari total 17 rute yang saat ini ada. Asal naik tanpa memperhatikan kode jalur dan kemudian asal turun di halte yang kami lagi ingin. Suka bengong jika kondektur bertanya hendak turun di mana, karena memang tidak ada tujuan.

Enaknya, bus ini memberlakukan single trip. Siapapun yang hendak naik Trans Jogja wajib membeli tiket single trip seharga Rp 3.500. Tiket ini bisa digunakan untuk naik Trans Jogja kemanapun dan selama apapun. Jika kita turun di satu halte kemudian transit ke armada lain, kita tidak perlu membayar lagi. Namun hal ini tidak berlaku jika kita berganti halte. ( https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-transportation/public/trans-jogja/ )

So, dengan Rp.10.500, kami bertiga sudah puas dan puyeng berkeliling Jogja. Gimana nggak bikin addict, hehehhe

So far, rute favorit kami adalah jalur 3A dari Terminal Condong Catur ( Concat ) menuju Terminal Ngabean dan Jalur 3B untuk kembali lagi ke arah sebaliknya.

Jalur 3A dari Concat menurut kami melewati rute yang menarik. Banyak hal yang bisa dibahas dan menjadi cerita sepanjang rute ini. Ada kampus UGM, Jl Kaliurang yang banyak kenangan ( buat ibuknya hehehe ), hingga berjibaku dengan kemacetan kota menuju Malioboro. Jika mau usil, kami bisa lanjut hingga rute berakhir di Jl. Imogiri Terminal Giwangan. Tapi biasanya kami turun di Malioboro 2 yang berada di ujung jalan malioboro ( ada 2 halte di Malioboro ) atau di Terminal Ngabean. Btw, berada di kemacetan, tanpa terburu waktu dan tanpa sibuk mengendalikan kendaraan, adalah "kemenangan dan hiburan" yang luar biasa. Try it deh..

Di Malioboro 2, banyak hal yang bisa kami lakukan, seperti ke Museum Vredeburg, berfoto di KM 0 atau sekedar jajan sate kere, lumpia, bakso atau iseng menawar kaos dan daster di pedagang kaki lima.

Dari Malioboro 2, untuk kembali ke Terminal Concat, bisa naik 2A, dengan rute lumayan panjang, melewati Jl. Katamso, Gedong Kuning, Kusuma Negara, Flyover Lempuyangan, Gejayan dan Concat.

Atau bisa ikut 3A lagi, turun di Terminal Ngabean, kemudian berganti jalur 3B, dengan rute ke Concat melalui Ahmad Dahlan, Patuk, Jlagran, Stasiun Tugu, Tugu Jogja, Cik di Tiro dan Concat.

Bingung ngapalin jalurnya? Nggak usah dihapalin juga nggak papa kok, jika lupa, ada banyak petunjuk tertempel di halte, atau bisa nanya ke petugasnya yang rata - rata ramah dan tidak pelit berbagi informasi.

Bagi saya pribadi, selain mengurangi kemacetan Jogja, naik bus ini juga sekaligus mengenalkan anak - anak tentang dinamika naik transportasi umum. Bagaimana mesti bertoleransi dengan orang tua, ibu hamil, penyandang disabilitas dan orang - orang yang sekiranya lebih perlu diprioritaskan, baik saat naik/masuk ke bis, turun maupun dalam hal tempat duduk. Bagaimana mesti mengantri untuk membeli tiket, masuk ke bis, turun dari bis. Maupun hal lain seperti etika ketika duduk maupun berbicara di tempat umum. Yah meskipun kadang masih sering lupa tapi paling nggak kami tetap belajar dan melatihnya

Selamat menikmati Jogja, bersama Trans Jogja dan orang tersayang


Komentar

Postingan Populer