Gurah? Siapa Takut..

Pertama kali mendengar pengobatan alternatif gurah, sudah lama sekali, sekitar 20 tahun lalu, tapi keberanian untuk pertama mencobanya baru ada pada 2015 lalu. Nggak tanggung - tanggung langsung 2x dalam jarak 3 hari dari gurah pertama ke gurah kedua.

Ini sebenernya udah nekat banget, karena lumayan desperate dengan batuk yang nggak kunjung sembuh meski sudah beragam obat yang masuk. Awalnya adalah karena keperluan kerja, sepindah saya dari Banjarmasin ke Jogja, sambil mengurus hunian baru, maka saya memutuskan untuk "nglajo", PP dari Klaten ke Jogja, di bulan November sampai Januari, saat musim hujan sedang asyik tak terkira.

Tanpa angin dan hujanpun, saya memang rentan terhadap radang tenggorokan. Perjalanan singkat naik pesawatpun bisa bikin saya "pancingen" susah nelen. Kebayang jika perjalanan tersebut dalam rangka dinas..hadeuhhhh..

Alhasil, nglajo hampir 3 bulan, langsung bikin radang saya akut dan batuk nggak sembuh - sembuh, bahkan dalam hitungan bulan..hiks

Well singkat cerita, suami yang udah ikut pindah ke Jogja dan segala urusan kepindahan sudah lumayan settle, menyarankan ( read : maksa ) untuk mencoba gurah. Keder juga pada awalnya karena terbayang prosesnya yang menyakitkan dan membayangkan lendir yang bakalan keluar, meskipun itu lendir saya sendiri, sepertinya kok sereeeeemmmm..

Jadi..setelah pergulatan batin dan tarik ulur perasaan, akhirnya okelah mulai brosing tempat gurah. ternyata buanyaaaakk banget dan semuanya menawarkan layanan yang istimewa. Baiklah..meskipun saya 15 tahun di marcomm, ternyata saya lebih percaya word of mouth dan referensi teman xixixix..sehingga dapatlah satu nama tukang gurah dari salah satu team kantor yang asli Imogiri, tempat asal mula gurah. "Joss mbak, udah pengalaman, banyak artis yang udah kesitu" katanya. wow..embel2 artis rupanya berhasil memikat saya, karena saya pikir mereka juga pasti cari referensi terbagus kan yaa..namanya juga artis, masak mau mempertaruhkan keamanan dan kesehatannya begitu aja..la wong saya aja yang bukan artis nggak bakalan mau hehehe

So..meluncurlah saya dianterin mas sua ke tempat gurah yang dimaksud. Kalau kalian mau tahu niy yaa..namanya Bp. H Hisyam. Rupanya si bapak emang lumayan tenar, karena nanya ke orang ( beberapa orang malah, karena beberapa kali nanya hehehe ), langsung pada paham. Singkat kata, berjodoh deh dengan si bapak atau mbah Hisyam. Sosoknya yang udah lumayan sepuh, dengan pembawaan kalem, bersarung dan berpeci, sangat santun dan ramah melayani. Oiya di ruang tamunya waktu saya pertama datang 2015 lalu, ada album foto dengan deretan artis nasional yang sudah gurah di tempatnya, rata - rata adalah penyanyi. Kalau saya tebak, foto tersebut diambil sudah sekitar 15 - 20 tahun yang lalu..tapi si mbah masih kelihatan sama wajahnya dengan terakhir saya datang kesana 2 hari lalu. mmhh..next time kesana saya mau nanya rahasianya deh..:)

 Okay..setelah ngobrol dengan simbah terkait keluhan saya, maka eksekusipun segera dilaksanakan. Jreng,,jreng...saya yang udah membulatkan tekat sebenernya sempet keder lagi, tapi ngebayangin effort ke situ yang lumayan jauh plus batuk yang emang betah banget, akhirnya pasrah ketika diminta tidur telentang, kepala agak mendongak dan hidung siap ditetesin cairan gurah. Sambil dituntun membaca basmalah oleh si mbah, seiring cairan diteteskan, saya diminta tahan napas sekitar 6 detik sambil menelan cairan yang perlahan memasuki tenggorokan melalui hidung.

Seeeennggg..rasanya "nyegrak" dan panas menyengat di hidung dan tenggorakan. Perlahan saya diminta membalikkan badan dan mulailah cairan menetes tanpa dikomando melalui hidung dan mulut. Oiya pada proses ini, mata harus dibuka yaa. karena tidak menutup kemungkinan cairan juga keluar lewat mata, seperti pada proses saya 2 hari lalu. Sementara pada proses sebelumnya saat pertama gurah, tidak.

Sekitar 45 menit sampai 1 jam proses ini berlangsung, sedikit demi sedikit rasa panas mulai berkurang, namun hidung masih belum bisa dipakai bernafas normal, sehingga untuk bernafas dibantu melalui mulut. mmhh..lumayan seru yah

But..worth it enough, batuk saya yang udah berbulan mesra, berangsur menjauh dan bonusnya, dari 2015 sampai 2019 ini saya jaraaaaanng sekali kena radang ternggorokan dan batuk. Hingga pada ramadhan kemaren tiba - tiba negara api radang dan batuk menyerang kembali dan nggak kunjung sembuh hingga lebaran selesai.Walhasil, kembali lah lagi ke si mbah, 2 hari lalu dan saat ini meskipun batuk udah sangat lumayan berkurang, tapi masih mempertimbangkan untuk kesana lagi biar tuntas

Selain batuk, keluhan apalagi yang bisa disembuhkan oleh gurah? ini saya insert dari kartu nama si mbah yaa..tapi yang namanya upaya pengobatan hanyalah usaha manusia, so jangan lupa tetap memohon kesembuhan dari yang Maha Penyembuh yaa :)




Semoga yang sakit segera lekas sembuh dan semangat mencari upaya untuk sehat..
See yaaa :)


Komentar

Postingan Populer